Langsung ke konten utama

Cara Mengurangi Penggunaan Software Bajakan

Tak dapat dipungkiri, sampai saat ini penggunaan software bajakan masih begitu marak di Indonesia. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah agaknya belum menunjukkan hasil yang signifikan. Memang, untuk menghilangkan sekaligus "budaya membajak" ini memang hampir mustahil untuk saat ini. Kondisi yang tercipta di Indonesia belum memungkinkan untuk menghilangkan kebiasaan membajak atau bahkan menguranginya hingga dibawah 50%. Masih banyak syarat yang belum terpenuhi seperti kondisi sosial ekonomi sampai kekurangsadaran akan hak intelektual seseorang.

Mengapa kita harus berusaha mengurangi budaya "membajak" hingga seminimal mungkin? Memang, ada beberapa hal positif yang bisa kita peroleh dengan memilih software bajakan dibandingkan dengan membeli software original. Akan tetapi tahukan Anda jika kerugian yang didapat dari kebiasaan ini jauh lebih besar dan lebih luas dari yang kita bayangkan?



Tak banyak yang dapat aku uraikan pada kesempatan kali ini. Tapi cukuplah jika aku sebutkan beberapa diantaranya, yaitu: terhambatnya kemajuan bangsa secara keseluruhan dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan dan moral. Well, cukup mengerikan memang. Oleh karena itu, upaya dari semua pihak untuk mengurangi penggunaan software bajakan sangat diperlukan.

Bagi kita para pengguna internet tentu amat paham, betapa mudahnya mencari dan mengunduh software bajakan dari internet. Atau bisa juga mengunduh software original dan kemudian mencari serial number atau crack yang diperlukan untuk menjadikan software original yang biasanya hanya sebagai contoh tersebut menjadi full version. Pasti banyak diantara kita yang telah memiliki kebiasaan ini. Mungkin kiat-kiat berikut bisa dijadikan acuan untuk mengurangi kebiasaan ini:
  • Usahakan telebih dahulu untuk memilih aplikasi yang freeware dalam setiap macam aplikasi yang kita gunakan. Mulai dari sistem operasi, office, sampai tools seperti antivirus sudah tersedia aplikasi freeware yang tidak kalah kualitasnya dibandingkan dengan aplikasi berbayar.
  • Hilangkan mental "selalu menginginkan aplikasi terbaik" yang ada di pasaran. Mental ini memang terbentuk bersamaan dengan tumbuhnya budaya "membajak" yang menjadikan begitu mudahnya mencari aplikasi apasaja yang kita inginkan. Pilihlah software yang sesuai dengan kebutuhan. Jika kita hanya membutuhkan software pengolah gambar sederhana untuk meningkatkan kecerahan gambar atau sekedar memotong gambar, mengapa harus menggunakan Adobe Photoshop? Bahkan dengan software gratis sederhana seperti Irvan View pun hal itu sudah dapat terpenuhi. Begitu juga dengan macam software yang lainnya.
  • Jika dalam keadaan tertentu kita "terpaksa" menggunakan software bajakan seperti untuk pendidikan atau "usaha modal dengkul", maka usahakan agar kita jangan sekaligus sebagai "pengedar" atau "penyebar" software bajakan tersebut.
Demikian beberapa kiat yang dapat aku utarakan. Mudah-mudahan dapat dipahami dengan benar.

.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menetapkan Tujuan

Sebelum aku berjalan terlampau jauh di dunia internet, alangkah lebih baiknya jika sebelumnya aku menetapkan tujuanku terlebih dahulu. Jadi, aku akan tahu persis, apa yang aku tuju dan apa yang aku butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Menjadi orang awam di dunia internet memang tidak mengenakkan. Tetapi langkah ini harus aku lalui terlebih dahulu, dan mungkin juga bagi semua orang. Tak ada orang yang dapat berhasil tanpa membuat langkah awal, langkah pertama. Hari pertama menggunakan internet di rumah memang merupakan hari yang menyenangkan. Mudah-mudahan saja, hari-hari ke depan akan menjadi hari yang semakin menyenangkan bagiku.

Melihat Pameran buku di Gramedia Jogja

Sebagai seorang yang gemar membaca, maka toko buku merupakan salah satu tempat yang sering aku kunjungi di samping perpustakaan. Entah sudah berapa kali aku mengunjungi toko buku dan perpustakaan. Dan entah sudah berapa ratus buku yang aku beli atau aku pinjam. Tetapi itu terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum aku mengenal internet. Dan entah sudah berapa lama aku tidak mengunjungi toko buku atau perpustakaan, sampai beberapa hari yang lalu. Secara tidak sengaja aku lewat toko buku Gramedia Jogjakarta yang berada di Jl. Jendral Sudirman No. 54, dan ternyata di halaman depan toko itu sedang diadakan pameran buku yang cukup ramai. Dan tentu, sebagai seorang yang gemar membaca aku tidak melewatkan kesempatan itu. Tanpa pikir panjang, aku segera berhenti untuk menikmati pameran buku ini barang sebentar.