Langsung ke konten utama

Saatnya Bangsa Indonesia Belajar dari Bencana

Sungguh luar biasa kehidupan di dunia ini. Begitu banyak hal menarik yang bisa dijadikan bahan pelajaran yang berharga. Begitu banyak warnanya. Begitu banyak lika-likunya. Beruntunglah orang-orang yang berhasil menemukan hakekat kehidupannya.

Beberapa hari terakhir, berita tentang bencana alam terus menghiasi media di Indonesia. Gempa bumi di Sumatera, banjir di Jakarta, meletusnya gunung merapi di Jogja-Jateng, dan lain sebagainya. Manusia memang makhluk lemah yang tidak kuasa atas kekuatan alam yang begitu besar. Alam dan manusia adalah makhluk Allah, yang seharusnya tunduk sepenuhnya kepada Allah Sang Penguasa Segalanya.



Bencana alam selalu membawa banyak makna. Apalagi jika datangnya bertubi-tubi. Sudah seharusnya jika masyarakat Indonesia semakin menginstropeksi diri dengan sebenar-benarnya. Apalagi saat ini gonjang-ganjing politik masih saja terjadi. Elit-elit kekuasaan baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif terus bergolak. Rakyat terabaikan. Negara benar-benar dalam keadaan yang memprihatinkan.



Lebih parah lagi, rakyat terus dicekoki dengan mimpi-mimpi dan hiburan yang kurang mendidik dari acara-acara televisi. Dari pusat kota sampai pelosok pedesaan, televisi dapat masuk bebas tanpa kendali. Lihat saja acara-acara kegemaran masyarakat saat ini. Sinetron, ajang mencari bakat, kuis-kuis berhadiah dan sebagainya. Begitu banyak waktu yang dihabiskan oleh masyarakat untuk menikmati hiburan yang terkadang kurang mendidik atau bahkan meracuni mental masyarakat. Apakah kita bisa mengharapkan kemajuan dari pemerintahan dan masyarakat yang seperti ini?


Kapan saatnya masyarakat kembali sadar akan hakekat hidupnya? Kapan masyarakat kembali banyak merenungkan hakekat hidupnya? Banyak bersujud di malam hari, terus membaca dan menelaah kitab Allah, dan bekerja keras atas nama Allah di siang harinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menetapkan Tujuan

Sebelum aku berjalan terlampau jauh di dunia internet, alangkah lebih baiknya jika sebelumnya aku menetapkan tujuanku terlebih dahulu. Jadi, aku akan tahu persis, apa yang aku tuju dan apa yang aku butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Menjadi orang awam di dunia internet memang tidak mengenakkan. Tetapi langkah ini harus aku lalui terlebih dahulu, dan mungkin juga bagi semua orang. Tak ada orang yang dapat berhasil tanpa membuat langkah awal, langkah pertama. Hari pertama menggunakan internet di rumah memang merupakan hari yang menyenangkan. Mudah-mudahan saja, hari-hari ke depan akan menjadi hari yang semakin menyenangkan bagiku.

Melihat Pameran buku di Gramedia Jogja

Sebagai seorang yang gemar membaca, maka toko buku merupakan salah satu tempat yang sering aku kunjungi di samping perpustakaan. Entah sudah berapa kali aku mengunjungi toko buku dan perpustakaan. Dan entah sudah berapa ratus buku yang aku beli atau aku pinjam. Tetapi itu terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum aku mengenal internet. Dan entah sudah berapa lama aku tidak mengunjungi toko buku atau perpustakaan, sampai beberapa hari yang lalu. Secara tidak sengaja aku lewat toko buku Gramedia Jogjakarta yang berada di Jl. Jendral Sudirman No. 54, dan ternyata di halaman depan toko itu sedang diadakan pameran buku yang cukup ramai. Dan tentu, sebagai seorang yang gemar membaca aku tidak melewatkan kesempatan itu. Tanpa pikir panjang, aku segera berhenti untuk menikmati pameran buku ini barang sebentar.

Cara Mengurangi Penggunaan Software Bajakan

Tak dapat dipungkiri, sampai saat ini penggunaan software bajakan masih begitu marak di Indonesia. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah agaknya belum menunjukkan hasil yang signifikan. Memang, untuk menghilangkan sekaligus "budaya membajak" ini memang hampir mustahil untuk saat ini. Kondisi yang tercipta di Indonesia belum memungkinkan untuk menghilangkan kebiasaan membajak atau bahkan menguranginya hingga dibawah 50%. Masih banyak syarat yang belum terpenuhi seperti kondisi sosial ekonomi sampai kekurangsadaran akan hak intelektual seseorang. Mengapa kita harus berusaha mengurangi budaya "membajak" hingga seminimal mungkin? Memang, ada beberapa hal positif yang bisa kita peroleh dengan memilih software bajakan dibandingkan dengan membeli software original. Akan tetapi tahukan Anda jika kerugian yang didapat dari kebiasaan ini jauh lebih besar dan lebih luas dari yang kita bayangkan?