Langsung ke konten utama

Evaluasi Penggunaan Windows 7

Sekitar 2 minggu menggunakan Windows 7, aku mulai merasakan feeling yang makin kuat dengannya. Semakin lama, Windows 7 menjadi semakin familiar dan semakin menarik bagi hatiku. Semakin aku mengenal Windows 7 maka semakin aku merasa senang dengannya dan tak mau meninggalkannya lagi. Windows XP terasa semakin kuno dan ketinggalan. Memang, hal ini berarti bahwa mau tidak mau aku juga harus segera meninggalkan beberapa aplikasi lama yang masih aku gunakan seperti Visual Basic 6, Macromedia 8, dan mungkin juga Photoshop CS, untuk selanjutnya diganti dengan aplikasi yang lebih baru.

Merasakan kecanggihan teknologi baru, merasakan tampilan baru yang lebih baik, lebih jernih, lebih enak di mata. Perasaan inilah yang juga pernah aku rasakan dahulu saat aku pertama kalinya berpindah dari Windows 98 ke Windows XP. Dan rupanya keadaan ini berulang kembali saat aku berpindah dari Windows XP ke Windows 7. Ya, begitulah perasaan manusia. Pasti hal ini juga akan kembali aku rasakan kelak jika ada sistem operasi baru yang keluar menggantikan Windows 7. 



Entah dengan Windows 8, apakah masih akan mirip dengan Windows 7 atau kembali akan memuat banyak perubahan yang mencengangkan. Bisa jadi, Windows di masa depan akan semakin memudahkan interaksi manusia dengan komputer, tidak hanya melalui keyboard dan mouse seperti saat ini. Sebuah gadget canggih seperti Apple iPad yang dikeluarkan belum lama ini bisa jadi merupakan pintu gerbang menuju cara berkomputer yang baru di masa depan. Memang, bagaimanapun juga, suatu saat nanti, keyboard dan mouse pasti akan ditinggalkan atau paling tidak akan berkurang penggunaannya. Layar sentuh, penggunaan suara atau bahkan pengendalian komputer dengan tatapan mata atau pikiran bisa jadi tidak lagi sekedar angan-angan belaka.


Alhamdulillah, proses perpindahanku menggunakan Windows 7 kali ini tergolong sangat lancar, tidak seperti kasus Windows XP atau Windows Vista dahulu. Proses terumit tentu saat aku ingin berpindah dari Windows XP ke Windows Vista. Proses ini dapat dikatakan gagal, karena aku kemudian tidak jadi menggunakan Vista dan memilih untuk tetap menggunakan Windows XP lebih lama lagi. Proses perpindahan dari Windows 98 ke Windows XP bisa dikatakan juga cukup rumit dan berliku. Beberapa permasalahan pelik harus aku hadapi, seperti sistem suara yang tidak berfungsi sampai sistem secara keseluruhan yang berjalan dengan lebih lambat. Namun, saat aku menggunakan komputer baru dengan Pentium IV maka Windows XP menjadi sistem terbaik bagiku saat itu.

Mudah-mudahan, kini, bersama Windows 7 aku bisa mendapatkan era berkomputer baru yang jauh lebih baik. Aku ingin segera maju bergerak dan melangkah ke depan dengan kecepatan yang maksimal. Apalagi saat ini internet unlimited yang lebih baik telah siap aku gunakan setiap saat. Sungguh, tak ada alasan lagi bagiku untuk menyerah dan gagal. Keberhasilan hanyalah masalah waktu saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menetapkan Tujuan

Sebelum aku berjalan terlampau jauh di dunia internet, alangkah lebih baiknya jika sebelumnya aku menetapkan tujuanku terlebih dahulu. Jadi, aku akan tahu persis, apa yang aku tuju dan apa yang aku butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Menjadi orang awam di dunia internet memang tidak mengenakkan. Tetapi langkah ini harus aku lalui terlebih dahulu, dan mungkin juga bagi semua orang. Tak ada orang yang dapat berhasil tanpa membuat langkah awal, langkah pertama. Hari pertama menggunakan internet di rumah memang merupakan hari yang menyenangkan. Mudah-mudahan saja, hari-hari ke depan akan menjadi hari yang semakin menyenangkan bagiku.

Melihat Pameran buku di Gramedia Jogja

Sebagai seorang yang gemar membaca, maka toko buku merupakan salah satu tempat yang sering aku kunjungi di samping perpustakaan. Entah sudah berapa kali aku mengunjungi toko buku dan perpustakaan. Dan entah sudah berapa ratus buku yang aku beli atau aku pinjam. Tetapi itu terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum aku mengenal internet. Dan entah sudah berapa lama aku tidak mengunjungi toko buku atau perpustakaan, sampai beberapa hari yang lalu. Secara tidak sengaja aku lewat toko buku Gramedia Jogjakarta yang berada di Jl. Jendral Sudirman No. 54, dan ternyata di halaman depan toko itu sedang diadakan pameran buku yang cukup ramai. Dan tentu, sebagai seorang yang gemar membaca aku tidak melewatkan kesempatan itu. Tanpa pikir panjang, aku segera berhenti untuk menikmati pameran buku ini barang sebentar.

Cara Mengurangi Penggunaan Software Bajakan

Tak dapat dipungkiri, sampai saat ini penggunaan software bajakan masih begitu marak di Indonesia. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah agaknya belum menunjukkan hasil yang signifikan. Memang, untuk menghilangkan sekaligus "budaya membajak" ini memang hampir mustahil untuk saat ini. Kondisi yang tercipta di Indonesia belum memungkinkan untuk menghilangkan kebiasaan membajak atau bahkan menguranginya hingga dibawah 50%. Masih banyak syarat yang belum terpenuhi seperti kondisi sosial ekonomi sampai kekurangsadaran akan hak intelektual seseorang. Mengapa kita harus berusaha mengurangi budaya "membajak" hingga seminimal mungkin? Memang, ada beberapa hal positif yang bisa kita peroleh dengan memilih software bajakan dibandingkan dengan membeli software original. Akan tetapi tahukan Anda jika kerugian yang didapat dari kebiasaan ini jauh lebih besar dan lebih luas dari yang kita bayangkan?